Jumat, 07 Juni 2013

varisela dalam kehamilan

Diposting oleh Unknown di 06.09

1.1.      Latar Belakang

                Varisela Zoster (VZV) merupakan virus yang termasuk kedalam kelompok herpes virus dan dapat menyebabkan varisela serta herpes zoster. Walaupun infeksi oleh VZV pada wanita hamil relative jarang, namun selama kehamilan infeksi ini berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas maternal, terutama akibat komplikasi pneumonitis. Selain itu infeksi oleh VZV pada wanita hamil juga dapatmemberikan dampakserius bagi janin maupun bayi yang akan dilahirkan. Perbedaan manifestasi klinis  pada janin ataupun neonatus bergantung pada usia kehamilan saat terjadinya infeksi tersebut. Infeksi pada trimester pertama kehamilan akan mengakibatkan kelainan yang lebih berat jika dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada trimester dua atau tiga. Reaktivasi infeksi VZV laten juga dapat menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama herpes Zoster. Penyakit ini juga relative jarang terjadi dan umunya beresiko kecil bagi wanita hamil maupun janin yang dikandungnya. Namun Herpes Zoster dapat menjadi sumber infeksi VZV untuk individu lain di sekitar penderita yang rentan,  termasuk anggota keluarga pasien dan tenaga kesehatan
            Infeksi VZV cenderung memberikan gejala klinis yang berat bagi ibu pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, karena pada masa ini wanita hamil cenderung mengalaami imunodefisiensi. Bagi janin infeksi VZV pada trimester pertama kehamilan kan memberikan dampak klinis berupa sindroma varisela dan infeksi menjelang kelahiran  dapat menyebabkan varisela neonatal.

·         Mempelajari dan memahami  pengertian varisela
·         Mempelajari dan memahami pengertian varisela dalam kehamilan
·         Mempelajari dan memahami penularan varisela
·         Mempelajari dan memahami tanda dan gejala varisela
·         Mempelajari dan memahami evaluasi pada wanita yang mengidap varisela.
·         Mempelajari dan memahami dasar diagnostik varisela virus
·         Mempelajari dan memahami dampak infeksi varisela

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Pengertian

Varisela adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang disebabkan oleh suatu bentuk harpesvirus ( Varney, 2007 ).
Virus Varisela Zoster adalah anggota dari keluarga virus harves DNA, dan hampir 95% orang dewasa bersifat imun ( Williams, 2009 ). Infeksi primer menyebabkan cacar air, yang memiliki angka serangan 90% pada individu seronegatif. Pada wanita sehat, timbul ruam makulupapular dan vesikular khas disertai gejala konstituasi dan demam selama 3-5 hari. Infeksi varisela pada orang dewasa cenderung lebih paraha dari pada anak-anak ( Williams, 2009 ).
Varisella zoster virus tergolong anggota keluarga dari virus harpes dan merupakan DNA, dengan masa inkubasi 10-14 hari                                 ( Manuaba, 2007 ).
Varisela merupakan virus yang termasuk pada kelompok DNA Herpes virus dan hidup laten pada ganglion bagian belakang setelah infeksi primer ( Sarwono, 2009 ).
Inveksi varisella pada orang dewasa dapat berkembang menjadi berbahaya,  dengan kurang lebih 10 sampai 30 persen kasus berkembang menjadi pnemonia varisela. Pnemonia varisela telah menyebabkan hampir 40 persen kematian wanita hamil, kecuali jika mereka mendapat pengobatan asiklovir. Hingga 95 persen orang dewasa yang pernah terinfeksi varisela pada masa kanak-kanak menjadi kebal terhadap varisela seumur hidup ( Varney, 2007 ).

2.2.      Varisela Pada Kehamilan

Infeksi varisella yang terjadi selama kehamilan akan menimbulkan dampak serius pada ibu atau janin. Antara 25 sampai 40 persen janin yang terpanjan varisela di dalam rahim akan terlahir dengan menunjukan gejala varisela kongenital. Semakin muda usia kehamilan, semakin tinggi resiko sindrom varisela kongenital. Resiko ini paling tinggi dalam 20 minggu pertama kehamilan. Sindrom varisela kongenital dihubungkan dengan katarak, korioretinitis, hipoplasia anggota gerak, hidronefrosis, mikrosefali, retardasi mental, lesi dermatom, dan jaringan parut pada kulit.
Infeksi pada ibu, yang terjadi sejak enam hari sebelum melahirkan hingga dua hari sesudahnya, dapat ditularkan ke bayi baru lahir. Dengan demikian, pada situasi ini tidak ada cukup waktu bagi ibu untuk membentuk sistem kekebalan tubuh yang dapat diberikan kepada bayinya. Bayi dapat menderita penyakit serius karena tidak mendapat kekebalan pasif dari ibu. Kurang lebih 5 persen bayi yang mengidap varisela dari ibu akan meninggal.

2.3.      Penularan Varisela

Virus varisela ditularkan melalui kontak langsung dan pernafasan. Masa inkubasi sejak pemajanan hingga gejala pertama muncul adalah 10 sampai 21 hari. Penyakit ini menular sejak 2 hari sebelum lesi muncul hingga semua lesi membentuk kerak, kira-kira 7 sampai 10 hari kemudian. Lesi yang sudah menjadi kerak tidak menularkan virus lagi.

2.4.      Tanda dan Gejala Varisela

Tanda dan gejala klinis infeksi varisela antara lain demam, menggigil, nyeri otot dan nyeri sendi yang diikuti oleh munculnya vesikel yang khas beberapa hari kemudian. Vesikel tersebut sangat gatal dan mengikuti suatu pola yang khas. Mulai muncul pada kepala dan leher kemudian menyebar kebadan dan ekstremitas, kemudian pecah dan membentuk kerak. Pada wanita yang menderita pnemonia varisela, gejala muncul pada hari pertama dan keenam setelah vesikel mulai terlihat, yang meliputi batu kering disertai nyeri dada akibat peradangan pleura, demam menetap, dan sesak nafas ( Varney, 2007 ).

2.5.      Evaluasi pada Wanita yang Mengidap Varisela

Evaluasi yang harus dilakukan pada wanita yang dicurigai mengidap varisela meliputi hal-hal berikut :
No
Jalur Pajanan / Penularan
Penatalaksanaan Perawatan
1
Anggota keluarga yang terajan varisela ( misal anak yang dititipkan di tempat penitpan anak )
1.      Kaji riwayat pajanan varisela pada anggota keluarga
2.      Lakukan tes serologi untuk memeriksa kekebalan wanita terhadap varisela
3.      Sarankan wanita untuk menghindari kontak langsung dengan anggota keluarga yang  terinfeksi sampai masa inkubasi berakhir tanpa ada tanda-tanda infeksi
2
Pajanan langsung varisela ( anak yang terinfeksi varisela )
1.      Lakukan tes serologi untuk mengetahui kekebalan tubuh terhadap varisela
2.      Berikan VZIG daam 96 jam sejak wanita terpajan, jika kekebalan wanita tersebut terhadap varisela negatif atau tidak diketahui
3
Infeksi varisela pada ibu dalam 20 minggu pertama kehamilannya
1.      Beri antipiretik dan analgetik ringan untuk mengurangi gejala
2.      Apabila wanita tersebut sedang menderita penyakit yang parah dan tiba-tiba disertai panas tinggi, ruam yang menyebar luas, atau gejala penyakit paru, segera rujuk dokter untuk mendapat obat asiklovir IV
3.      Konsul ke dikter untuk pemeriksaan ultrasonografi dan kemungkinan pengambilan sampel darah janin ( mengidentifikasi infeksi pada janin )
4
Infeksi varisela pada ibu setelah 20 minggu, tetapi tidak lebih dari 10 hari sebelum hari persalinan
1.      Beri antipiretik dan analgetik ringan untuk mengurangi gejala
2.      Apabila wanita tersebut sedang menderita penyakit yang parah dan tiba-tiba disertai panas tinggi, ruam yang menyebar luas, atau gejala penyakit paru, segera rujuk dokter untuk mendapat obat asiklovir IV
3.      Janin akan mendapat kekebalan pasif dari ibu
5
Varisela pada ibu dimulai 6 hari sebelum melahirkan
1.      Beri VZIG kepada ibu
2.      Siapkan sebagai antisipasi tindakan tokolisis
3.      Beri VZIG pada bayi ketika saat lahir
4.      Kemungkinan bayi perlu diisolasi dari ibunya, meskipun tidak ada ruam dari tubuh ibu
5.      Kemungkinan pemberian ASI dengan menggunakan pompa untuk meminimalkan kontak bayi dengan lesi pada ibu
6
Varisela pada tubuh ibu dimulai dalam 72 jam pertama pascapartum
1.      Obati bayi baru lahir dengan VZIG
2.      Obati ibu dengan VIZIG, jika tidak ada ruam ( mengurangi resiko infeksi serius )
3.      Isolasi ibu dan bayi bersamaan
4.      Pemberian ASI dilakukan dengan pompa untuk meminimalkan kontak bayi dengan lesi ibu
7
Pajanan varisela pada ibu/bayi setelah 72 jam pertama pascapartum
1.      Pastikan status serologi ibu ( ibu yang memiliki kekebalan akan memberi antibodi ke[ada bayinya )
2.      Obati bayi dari ibu yang tidak memiliki kekebalan terhadap varisela dengan VIZIG atau beritahu tenaga kesehatan yang menangani bayi
3.      Hindari kontak ibu / bayi dengan individu yang terinfeksi varisela
 Sumber : Centers for Disease Control and Prevention. National Imunitation Program. Varicella. Dalam Epidemiology abd Prevention of Vaccine Prefentable Diseases, ed. Ke-7. CDC. Atlanta, GA. April 2002.
Penatalaksaan varisela pada wanita hamil dilakukan berdasarkan lama pajanan, usia kehamilan ketika infeksi terjadi, dan tingkat keparahan penyakit yang diderita. Pemberian VZIG ( Varisella Zooster Immune Globulin ) dalam 96 jam setelah terpajan akan melindungi ibu dari infeksi yang lebih serius, seperti pnemonia varisela. Biaya vaksinasi yang mencapai kurang lebih Rp. 3.200.000 samapi Rp. 4.000.000 ini membuat wanita hamil yang terpajan varisela tetapi ragu bahwa mereka terinfeksi, memilih tidak menggunakan VZIG dalam pemeriksaan rutinnya. Diantara para wanita tersebut, 80 persen diantaranya memilki hasil tes serologi positif karena mereka memang sebelumnya terinfeksi. Dengan demikian mereka tidak memerlukan VZIG, tetapi sayangnya hasil tes ini baru dapat diketahui 96 jam kemudian. Hal ini membuat beberapa klinisi memutuskan untuk membatasi pemberian VZIG kepada wanita yang secara langsung terpajan varisela pada 20 minggu pertama kehamilan dan yang tidak mengetahui apakah pernah terinfeksi penyakit ini ( Varney, 2007 ).
Ketersediaan vaksin yang memadai memungkinkan pencegahan kasus varisela. Pemberian vaksin pada usia kanak-kanak mengurangi angka kejadian varisela dan pajanan potensial pada orang dewasa, termasuk wanita hamil. Pada saat konseling kehamilan diberikan, wanita yang tidak memiliki riwayat infeksi varisela dapat disarankan melakukan pemeriksaan serologi. Vaksinasi dapat ditawarkan sebelum kehamilan terjadi. Cukup beralasan jika dalam pemeriksaan laboratorium awal, wanita hamil yang tidak memiliki riwayat infeksi diminta menjalani penapisan serologi untuk varisela. Apabila untuk hasilnya negatif, maka vaksin varisela dapat ditawarkan sebelum persalinan atau kehamilan.
Vaksin varisela adalah vaksin hidup yang telah dilemahkan sehingga pemberiannya pada masa hamil dikontraindikasikan. Wanita yang telah mendapat vaksin varisela disarankan menunda kehamilannya minimal selama satu bulan kedepan.  Apabila seorang wanita difaksinasi dan kemudian mendapati dirinya hamil, maka dia harus diberi informasi bahwa resiko pada janin masih bersifat teori karena belum pernah ada laporan tentang kelainan atau kasus CVS setelah vaksin diberikan               ( Varney, 2007 ).

2.6.      Dasar Diagnostik Varisela Virus

Kita sebagai petugas kesehatan dapat menegakan diagnosa varisela virus dengan berdasarkan pada :
a.       Memperhatikan gejala klinis sebagai manifestasi infeksi
b.      Pemeriksaan serologi :
1.      Fluerescent antimembrane antibody test ( FAMA )
2.      Pemeriksaan ELISA
3.      Kenaikan titer yang berlaku seumur hidup ( Manuaba, 2007 ).

 2.7.     Danpak Infeksi Varisella

Menurut  Manuaba tahun 2007 dampak yang dapat ditimbulkan oles seorang wanita hamil yang terkena infeksi varisella virus yaitu :
a.       Untuk kehamilannya dapat terjadi :
1.      Abortus
2.      IUGR ( pertumbuhan janin terhambat )
3.      Persalinan prematur
4.      Menimbulkan embriopati varisella, jumlahnya sekitar 0,4% dengan virus telah menginfeksi janin, bentuk ektremitanya embriopati varisella adalah hipoplasi ektremitas, kelainan bentuj jari-jarinya, gangguan sikomotor atau atrofi otot. Erupsi kulit, kelainan lainyya yaitu katarak, mikrooftalmia, mikrosefali, atrofi korteks, cerebri, korioamnionitis.
b.      Keberadaan virus yang meninfeksi janin dibuktikan dengan :
1.      Terdapat antibodi IgM dalam darah janin dengan konsentrasinya mengikat melalui darah umbilikus janin, melakukan pemeriksaan kultur.
2.      Terdapat virus dalam plasenta melaluia reaksi polimerase.
c.       Kelainan kongenital janin dapat ditetapkan dengan USG
1.      Hidropsfetalis
2.      Hyperecboic liver
3.      Terjadi malformasi jantung
4.      Kemungkinan mikrosefali
d.      Infeksi janin, neonatus dengan virus varisella :
1.      Terjadi 5 hari sebelum dan 2 hari sesudah persalinan atau saat inpartu.
2.      Gambaran klinisnya yaitu : erupsi kulit setempat dan dapat menyebar luas, infeksi terhadap organ vital, infeksi neonatus akan fatal jika terjadi pnomonia.

BAB I

3.1. Simpulan

Varisela adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang disebabkan oleh suatu bentuk harpesvirus ( Varney, 2007 ). Infeksi varisella yang terjadi selama kehamilan akan menimbulkan dampak serius pada ibu atau janin. Antara 25 sampai 40 persen janin yang terpanjan varisela di dalam rahim akan terlahir dengan menunjukan gejala varisela kongenital.
Virus varisela ditularkan melalui kontak langsung dan pernafasan. Tanda dan gejala klinis infeksi varisela antara lain demam, menggigil, nyeri otot dan nyeri sendi yang diikuti oleh munculnya vesikel yang khas beberapa hari kemudian. Penatalaksaan varisela pada wanita hamil dilakukan berdasarkan lama pajanan, usia kehamilan ketika infeksi terjadi, dan tingkat keparahan penyakit yang diderita. Pemberian VZIG ( Varisella Zooster Immune Globulin ) dalam 96 jam setelah terpajan akan melindungi ibu dari infeksi yang lebih serius, seperti pnemonia varisela.

0 komentar:

Posting Komentar

 

all about midwifery Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos